Selasa, 29 Maret 2011

Suporter Segel Markas PSSI Sampai Revolusi Benar-Benar Terjadi




Jakarta - Hingga saat ini kantor PSSI di komplek Stadion Gelora Bung Karno masih disegel suporter. Mereka akan terus melakukannya sampai revolusi benar-benar terjadi dan berhasil.

Sejak Senin (28/3/2011) malam suporter yang menamakan dirinya Dewan Pengawal Revolusi PSSI menunggui markas PSSI sebagai bentuk upaya menurunkan rezim Nurdin Halid. Ini merupakan kelanjutan aksi nyata yang sudah dilakukan suporter sejak dua bulan lalu.

Menurut keterangan mereka, tadi pagi aparat kepolisian sempat berusaha mengevakuasi mereka dengan alasan tidak ada izin. Namun mereka bersikeras dengan aksi tersebut, walaupun sampai bersitegang, sehingga polisi urung memindahkan mereka.

"Kami akan terus menyegel kantor PSSI sampai revolusi benar-benar terjadi, sampai Nurdin dan pengikut-pengikutnya turun," ujar Sangab Surbakti, koordinator aksi saat ditemui detiksport di GBK, Senayan, Jakarta, Selasa (29/3) sore.

Saat diberitahu bahwa Menpora Andi Mallarangeng hari ini menegaskan bahwa pemerintah akan mengambil alih kantor PSSI dan semua fasilitasnya, mereka menanggapinya secara positif, tapi dengan beberapa catatan.

"Ya itu bagus lah, hal positif, walaupun seharusnya itu sudah dilakukan sejak sebelum kongres. Kita nggak tahu apakah Menpora akan bersikap lebih tegas seperti sekarang kalau kemarin 78 pemilik hak suara tidak melanjutkan kongres di Pekanbaru," tukas Sangab.

Lebih lanjut mereka meminta Menpora membuktikan ucapan-ucapannya dengan tindakan nyata, supaya tidak terjadi perang pernyataan semata antara Menpora dengan kubu Nurdin Halid.

"Kita butuh lebih dari sekadar pernyataan, karena itu akan dibalas dengan pernyataan juga oleh Nurdin. Setelah ngomong bekukan, setelah itu apa tindak lanjutnya?"

Secara lebih detil Sangab mengatakan, jika benar-benar ingin membekukan PSSI, pemerintah kemudian harus menjadi fasilitator, tapi bukan mereka yang membentuk kepengurusan yang baru.

"Pemerintah berikan fasilitas, kumpulkan semua stake holder sepakbola Indonesia dari berbagai elemen termasuk suporter, untuk kemudian sama-sama berembuk untuk membangun kembali. Reformasi yang kita inginkan bukan cuma mengganti struktur pengurus tapi seluruh aturan main dan sistem persepakbolaan kita," papar Sangab.

Ia juga menegaskan, upaya merevolusi PSSI harus dilakukan oleh segenap elemen masyarakat yang ingin dan peduli pada perubahan persepakbolaan Indonesia yang lebih baik.

"Tadi malam sampai saat ini ada beberapa kawan dari kelas menengah, orang-orang kantoran yang membantu kami dengan makanan, snack dan lain-lain. Kami menghargai itu karena kami memahami tidak semua orang bisa turun ke lapangan untuk mengawal revolusi ini. Mereka 'kan tidak mudah meninggalkan pekerjaan mereka di kantor dan lain-lain," tutur Sangab.

"Tapi apapun bentuknya, saya kira itu juga merupakan dukungan buat kita. Masyarakat khususnya suporter adalah pengawal revolusi sampai berhasil, bukan mereka yang cuma bisanya ngomong apalagi ingin jadi pahlawan kesiangan."

Sangab kemudian meminta supaya suporter di daerah-daerah juga terus melakukan hal yang sama, untuk memberi tekanan pada pengurus klub dan pengda supaya terbuka mata hati dan kesadarannya untuk bersama-sama mulai melakukan perubahan demi kebaikan persepakbolaan di tanah air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar