Rabu, 30 Maret 2011

Keroncong Sate Khas Jatinegara

Suara musik keroncong terdengar sayup-sayup di antara beragam sumber kebisingan di Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, suatu siang menjelang sore akhir pekan lalu. Bunyi klakson mobil serta teriakan tukang parkir terdengar dominan. Saya sedang mencari sebuah warung sate kambing khas Klaten, Jawa Tengah, di pinggir jalan itu. Seorang teman bilang, “Kau jalan saja di sepanjang trotoar di sisi Polsek Jatinegara, dari arah Polsek ke pintu utama Pasar Mester. Nanti kau akan dengar suara musik keroncong. Ikuti sumber suara musik itu, nah di situ warung satenya. Tapi sebaiknya jangan datang pas makan siang karena saat itu ramai banget.”
Suara musik keroncong yang tadi sayup-sayup ternyata berasal dari mulut Gang Lele. Persis di depan para pemusik dan penyanyi itu terdapat warung sate yang saya cari. Mereka rupanya pengamen tetap di warung tersebut. Unik juga, suara musik keroncong menjadi penanda keberadaan sebuah warung sate.
Kehadiran pengamen bermusik keroncong itu memang disengaja sejak empat tahun lalu. Sang pemilik warung, Sri Mulyono, ingin memuaskan pengunjung. Di sini mereka bisa bergoyang lidah dan memanjakan telinga dengan lagu-lagu keroncong. Tetapi mengapa keroncong? “Ah kebetulan aja,” kata Mulyono.
Di situ, pengamen tidak menyodor-nyodorkan kantong 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar